Menaklukkan Gunung Andong Via Basecamp Pendem: Ini Tips dan Trik untuk Pendaki Pemula

 Menaklukkan Gunung Andong Via Basecamp Pendem: Ini Tips dan Trik untuk Pendaki Pemula

Penulis:

Annisa Ummi M.V.

Brahmana Shiwanata

Hanifah Rohadhotul A.

Rochmana Dwi Rahayu

18/6/2024


Mendaki Gunung Andong, Magelang, melalui via Basecamp Pendem, Selasa(18/6/2024). (Foto: Annisa Ummi Mutia Vivin).


Magelang —  Mendaki gunung menjadi salah satu kegiatan yang semakin digemari banyak orang. Gunung Andong yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah menjadi surga bagi para pendaki pemula yang ingin merasakan sensasi berada di puncak atau sekedar mengetes kemampuan fisik sebelum naik ke gunung yang lebih tinggi.


Dengan ketinggian yang tidak terlalu ekstrem, yaitu 1.726 mdpl (meter di atas permukaan laut), gunung ini menawarkan trek yang menantang, namun tetap bersahabat bagi para pendaki pemula. Gunung Andong mempunyai beberapa puncak yang berbeda, puncak paling dekat yaitu puncak Alap-Alap yang hanya setinggi 1.692 mdpl (meter di atas permukaan laut). Meski treknya relatif mudah, persiapan tetap menjadi kunci utama.


“Gunung Andong mempunyai jalur yang aman untuk para pemula. Namun, tetap diperlukan membawa seseorang yang sudah berpengalaman untuk menjaga kita tetap safety,” ucap Ziad Fatturahman yang hobi mendaki sejak 2015, saat diwawancara pada Selasa, 18 Juni 2024.


Marmin Udin selaku pengelola Gunung Andong mengatakan tentang keamanan Gunung Andong yang terjaga. Tim SAR di Gunung Andong ada sebanyak 11 orang yang disiapkan apabila ada evakuasi dadakan dari pendaki yang mengalami luka di gunung.


“Alhamdulillah untuk pendaki yang luka di Gunung Andong ini termasuk sangat sedikit mas, karena jalurnya juga aman kita juga mempunyai tim SAR yang memadai untuk mengevakuasi,” terang Marmin Udin selalu pengelola Gunung Andong, Selasa (18/6/2024).


Marmin Udin juga mengatakan bahwa kasus pendaki di Gunung Andong tidak ada masalah serius, kebanyakan mereka menderita asma, kalau untuk kasus hipotermia sangat jarang ditemukan.


"Jangan lupa bawa minyak angin, sama bawa obat asma pribadi jangan lupa. Kalau saya bawa minyak banyuurip, minyak ini semacam minyak angin, tapi lebih manjur buat saya,” tutur Feriska Febrianti, pendaki berusia 47 tahun yang memiliki penyakit asma, Selasa (18/6/2024).


Jalur pendakian melalui via Basecamp Pendem, Selasa (18/6/2024).
(Foto: Rochmana Dwi Rahayu)

Untuk jalur pendakian di Gunung Andong dapat menggunakan beberapa jalur di antaranya jalur via Basecamp Sawit (barat), via Basecamp Gogik (timur), dan via Basecamp Pendem (tengah). Via Basecamp Pendem hanya membutuhkan waktu 2-3 jam tergantung kecepatan saat mendaki.

Melalui via Basecamp Pendem, pendaki akan diberikan dua jalur. Jalur sebelah selatan adalah jalur yang memiliki mata air berlimpah dengan dua pos, yaitu pos 1 Mantenan dan pos 2 Watu Wayang. Untuk jalur utara melewati hutan pinus, melewati pos 1 Kenongan dengan jalur yang menanjak, lanjut melewati pos bayangan Watu Pelawangan dengan jalur yang lumayan landai tetapi agak licin, setelah itu kalian akan menemukan area Batu Pertapan sebelum sampai ke Alap-Alap.

Area Batu Pertapan yang dapat digunakan untuk beristirahat atau foto-foto, Selasa (18/6/2024).

(Foto: Rochmana Dwi Rahayu)

Untuk para pendaki pemula tentunya harus mengetahui hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mendaki. Ini dia tips and trick untuk pendaki pemula.

1. Minimal olahraga seminggu sekali

Olahraga sangat diperlukan sebelum mendaki untuk melatih daya tahan tubuh.


“Kalau persiapan sebelum mendaki harus latihan fisik supaya tidak kaget,” ucap Ziad Fatturahman seorang mahasiswa UIN Bandung yang berusia 23 tahun.


2. Memahami kemampuan diri

“Kalau enggak kuat jangan dipaksakan saja dengan kondisi badan. Rileks, nggak usah terburu-buru ingin sampai ke atas (puncak),” tutur Muhammad Afzaal Salam Habibie, laki-laki berusia 19 tahun.

3. Membawa perlengkapan logistik yang cukup

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mendaki, yaitu: carrier (tas untuk mendaki), sepatu (pastikan alas sepatu tidak licin), trekking pole (tongkat untuk mendaki), senter, tenda (jika ingin bermalam di gunung), bekal makanan dan minuman yang cukup (utamakan yang karbohidrat), dan topi.


“Untuk perlengkapan, tas sama sepatu yang paling penting,” tutur Ziad Fatturahman.


4. Membawa obat-obatan pribadi


Hal ini sangat diperlukan mengingat mendaki bukanlah perihal berjalan di jalan yang datar, namun menanjak dan memerlukan waktu yang cukup lama.


Pemandangan yang disuguhkan dari ketinggian 1.692 mdpl (meter di atas permukaan laut), Selasa (18/6/2024). (Foto: Rochmana Dwi Rahayu).


“Mendaki adalah salah satu aktivitas yang menyehatkan selain untuk healing melihat ciptaan Tuhan juga dapat melatih otot kita,” jelas Muhammad Afzaal Salam Habibie.


Komentar

Postingan populer dari blog ini